Jum’at, Bontang (10/11) Birunya langit pagi ini, sebiru dasi Ketua PA Bontang Nor Hasanuddin, Lc., MA., yang digunakan lengkap dengan balutan jas resmi dalam rangka menghadiri Panggilan Negeri Laksanakan Upacara Peringatan Hari Pahlawan yang ke 78 tahun oleh Pemerintah Kota Bontang pada Halaman Serbaguna Auditorium 3 Dimensi Kota Bontang.

Gelaran Upacara ini dipimpin langsung oleh Inspektur Upacara Walikota Bontang Basri Rase, S.Ip., M.Si., mulai dari Acara Persiapan, Acara Pokok, serta Acara Penutup. Acara ini turut serta dihadiri oleh seluruh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FORKOPIMDA) Bontang mulai Pimpinan DPRD, Kepala Kedinasan Daerah, Pimpinan Lembaga Keamanan, Pimpinan Lembaga Peradilan, Pimpinan Lembaga Keagamaan serta seluruh veteran pejuang kemerdekaan.

Adapun dalam acara pokok, setelah dikibarkannya sang merah putih, pimpinan DPRD Bontang Andi Faizal Sofiyan Hasdam turut serta menyampaikan pesan – pesan para pahlawan dilanjutkan dengan sambutan Walikota Bontang Basri Rase, S.Ip., M.Si., yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa perang masih belum berakhir. Mungkin perang saat ini bukan perang senjata sebagaimana pendahulu kita 80 tahun yang lalu, akan tetapi perang menghadapi kebodohan dan kemiskinan, dengan model penjajahan modern yang semakin nyata. Lebih lanjut, Walikota Bontang mengobarkan kembali semangat perjuangan para pahlawan 10 November 1945 lalu dengan mengingatkan bahwa meskipun pertempuran kali ini sulit dimenangkan bukan berarti mustahil.

Setelah Rangkaian Upacara Selesai, seluruh jajaran FORKOPIMDA berkesempatan menyerahkan Dana Bantuan Sosial kepada Veteran Pejuang Kemerdekaan yang hadir. Tak terkecuali Ketua PA Bontang, dengan senyuman terbaiknya turut serta memberikan bantuan sosial kepada salah satu veteran. Semoga dengan bantuan yang mungkin tidak seberapa ini, Veteran Kemerdekaan selalu ingat bahwa perjuangan yang telah dicurahkan pada Indonesia Muda 70 tahun silam, tidak pernah dilupakan oleh seluruh masyarakat Indonesia hingga hari ini.

Acara ini sarat akan nilai – nilai sejarah yang mungkin beberapa diantaranya dilupakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, yaitu pahit dan getirnya melawan penjajahan. Oleh karena itu, segenap Keluarga Besar Pengadilan Agama Bontang turut serta mendukung pemberantasan segala jenis penjajahan, baik penjajahan neokolonialisme dalam bentuk penjajahan ekonomi dan ilmu pengetahuan, maupun penjajahan fisik pada belahan bumi manapun. (GRE)