Ketua PTA Samarinda Kunjungi Kraton Sambaliung Berau
Jum’at, 19/9/2025, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda, Dr. H. Mame Sadafal, MH., bersama rombongan yang terdiri dari hakim tinggi dan beberapa aparatur PTA Samarinda, menghunjungi Kraton Sambaliung yang terletak di Tanjung Redep Kabupaten Berau Kalimantan Timur.
Rombongan PTA Samarinda Kunjungi Kraton Kesultanan Sambaliung di Berau
Dalam kunjungan tersebut, rombongan disambut hangat oleh Sultan Sambaliung, Sultan Raja Muda Perkasa Datu Amir. Dalam kunjungan Ketua PTA Samarinda dan rombongan dipandu oleh beberapa ibu sebagai guide, yang mengaku sebagai salah satu kerabat kesultanan Sambaliung. Dari guide inilah, rombongan mendapatkan informasi yang jelas secara panjang lebar mulai dari sejarah berdirinya hingga kondisi terkini keberadaan kraton Sambaliung ini.
Dari guide yang bertugas sebagai pemandu wisata yang juga kerabat kraton ini, diketahui bahwa Kesultanan Sambaliung (sebelumnya bernama Kerajaan Tanjung) adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, di mana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an. Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati.
Foto: Ketua PTA Samarinda berpelukan erat dengan Sultan Raja Muda Perkasa Datu Amir
Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma. Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Putih, yang mendirikan ibu kota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih kemudian menjadi kerajaan Sambaliung). Adapun batas wilayah kesultanan Sambaliung adalah, di sebelah utara adalah Kesultanan Gunung Tabur, disebelah Timur adalah laut Sulawesi sedangkan batas di sebelah selatan adalahKerajaan Kutai Kartanegara dan di sebelah barat adalah kerjaan Bulungan.
Foto: Ketua PTA Samarinda bersama Istri (tengah) berfoto di depan Kraton Kesultanan Sambaliung
Foto:Rombongan Hakim, Sekertaris, dan Kabag saat mengunjungi Keraton Sambaliung
Pada akhir kunjungannya, Mame Sadafal bersalaman erat dengan Sultan Sambaliung, Sultan Raja Muda Perkasa Datu Amir, yang meskipun sudah berumur 78 tahun akan tetapi masih kelihatan cukup energik dalam menyambut rombongan PTA Samarinda ini. (eMDe)