PEMBINAAN MENTAL PERDANA SETELAH LEBARAN IDUL FITRI 1445H
Senin, 22 April 2024 di Aula Pengadilan Tinggi Agama Samarinda diadakan Pembinaan Mental Pertama setelah Libur Bersama Hari Raya Idul Fitri 1445h diisi oleh Dr. Drs. H. Moh. Faishol Hasanuddin, S.H., M.H.
Pagi ini, suasana di Pengadilan Tinggi Agama Samarinda begitu penuh semangat dengan diadakannya pembinaan mental pertama setelah sebulan menjalani ibadah puasa Ramadan dan merayakan Idul Fitri. Acara yang dihadiri oleh para Hakim Tinggi, Panitera, Sekretaris dan Seluruh jajaran Pejabat Struktural dan Fungsional serta P3K dan PPNPN tersebut menjadi momentum penting untuk merefleksikan diri dan memperkuat komitmen dalam menjalankan tugas kenegaraan.
Dalam sambutannya, Dr. Drs. H. Moh. Faishol Hasanuddin, S.H., M.H., Pengisi Materi dalam Pembinaan Mental ini, menguraikan pentingnya bulan puasa sebagai momen untuk mengontrol diri dan memperbaiki kualitas psikologis manusia. Beliau dengan penuh semangat menyampaikan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjalani proses "bengkel" di mana manusia diservis dan dibersihkan oleh Allah SWT, sehingga mampu kembali kepada fitrahnya yang sejati.
"Setelah puasa, kita seperti mobil yang baru di-tune up. Semuanya direfresh, dan kita memiliki kesempatan baru untuk menjalani hidup dengan lebih baik," ungkapnya dengan penuh antusiasme.
Lebih jauh, beliau juga menyoroti isu-isu penting dalam geopolitik Islam, terutama konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Dengan lugas, beliau menegaskan perlunya persatuan umat Islam dalam membela Masjidil Aqsa, yang menjadi kiblat pertama bagi umat Muslim, serta memberikan dukungan kepada rakyat Palestina dan Gaza yang terus berjuang untuk hak-hak mereka.
Namun, tak hanya masalah geopolitik yang menjadi sorotan, Dr. Drs. H. Moh. Faishol Hasanuddin, S.H., M.H. juga memberikan perhatian khusus pada tugas-tugas kenegaraan di dalam lembaga pengadilan. Beliau menekankan pentingnya menjaga kebersihan, disiplin, dan kualitas pelayanan di pengadilan, sehingga dapat mempertahankan status sebagai lembaga yang bermartabat dan berkinerja terbaik.
Diharapkan, pembinaan mental ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi seluruh peserta, baik dalam aspek spiritual maupun profesional. Sebagai bagian dari upaya pembinaan ini, diharapkan pula agar seluruh peserta dapat menjadikan pembelajaran dari acara ini sebagai landasan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan lebih baik dan efisien.
Dengan semangat kebersamaan dan tekad yang kuat, para peserta berkomitmen untuk terus menjaga kualitas diri dan menjalankan tugas-tugas kenegaraan dengan penuh dedikasi. Semoga hasil dari pembinaan mental ini dapat menjadi nutrisi spiritual yang mencerahkan ke depan. (Rhm/Arf)