PEMBINAAN MENTAL

“MUHASABAH”

PTASAMARINDA – Senin (24/7) pukul 08.00 bertempat di Aula Utama Pengadilan Tinggi Agama Samarinda telah dilaksanakan kegiatan Pembinaan Mental bagi apartur pengadilan. Pembinaan kali ini mengusung tema “Muhasabah” oleh YM Bapak Drs. Syarifuddin, M.H. selaku Hakim Tinggi PTA Samarinda.

Kegiatan pembinaan mental ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Pengadilan Tinggi Agama Samarinda untuk seluruh pegawai dengan pemateri/narasumber dari Hakim Tinggi dan berlangsung secara bergantian di setiap minggunya.

YM Bapak Drs. Syarifuddin, M.H. selaku pemateri/narasumber menyampaikan bahwa tujuan manusia dihidupkan sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Mulk ialah untuk melihat siapakah diantara manusia yang terbaik amalnya, sehingga nantinya akan dinilai oleh Allah berdasarkan pada bentuk pengabdian yang telah ia lakukan semasa hidupnya.

Narasumber Pembinaan Mental, Drs. Syarifuddin, M.H.

 

Saat ini kita telah memasuki hari ke-6 bulan Muharram 1445 H. Tentunya kita diharapkan untuk selalu mengingat perbuatan apa saja yang telah kita lakukan selama menjalani hidup. Allah berfirman dalam surah Al-Hasyr (59):18 yang intinya menjelaskan agar manusia pandai untuk mengintrospeksi diri dan melihat sejauh mana ia telah melakukan suatu amal kebaikan. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus terus bersyukur atas apa saja yang diberikan oleh Allah SWT, misalnya bersyukur atas kesehatan dan umur yang kita jalani saat ini.

Beliau menegaskan, alangkah baiknya kita bertanya kepada diri sendiri “Apakah selama hidup kita telah melakukan hal-hal yang terbaik di jalan Allah?”. Paling tidak, kita bisa memprediksi serta memperhitungkan hal-hal yang dimaksud dengan cara bermuhasabah atau melakukan introspkesi diri sebagaimana hadist riyawat Tirmidzi oleh Umar bin Khattab mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian (dengan amal shaleh), karena adanya sesuatu yang lebih luas dan besar, dan sesuatu yang meringankan hisab di hari kiamat yaitu orang-orang yang bermuhasabah atas dirinya ketika di dunia”. 

YM Bapak Drs. Syarifuddin, M.H. kemudian menerangkan bahwa setidaknya terdapat tiga makna yang terkandung dalam proses muhasabah yaitu:

1. Muhasabah menjadikan kita sebagai sosok pembelajar. Kita dapat belajar dari diri sendiri atau orang-orang yang berhasil sebelum kita. Sehingga membuat kita senantiasa berfikir dan mengakumulasikan ilmu tentang keberhasilan tersebut. Misalnya dalam menjalankan amanah sebagai ASN dalam kehidupan sehari-hari di kantor, apakah sudah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik apa belum.
2. Muhasabah merupakan ikhtiar yang lebih baik di masa depan. Jika kita mengetahui kekurangan kita di masa kini, tentunya kita akan berusaha untuk memperbaiki kekurangan tersebut dan meningkatkannya menjadi hal yang lebih baik. Karena itu Allah swt mengingatkan dalam QS. Al-Jumu’ah (62):10 “Apabila sholat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. Namun demikian, berburu dunia pun tidak boleh melupakan akhirat. Hal kecil yang dapat kita lakukan adalah saat mengikuti acara Pembinaan Mental berilah infaq dan upayakan jumlah infaq yang diberikan terus meningkat dalam setiap minggunya.
3. Muhasabah mendorong jiwa untuk berprestasi. Setiap amal yang kita perbuat semasa hidup akan diperhitungkan oleh Allah SWT tidak peduli seberapa besar atau kecil amal tersebut. Semakin baik amal yang kita lakukan maka nilainya pun juga semakin besar. Sehingga pada akhirnya, manusia akan kembali pada penilaian Allah, dan siapa yang pandai bersyukur merupakan golongan orang yang memperoleh tambahan nikmat yang lebih banyak lagi.

Peserta Pembinaan Mental 24 Juli 2023

Di akhir ceramahnya, YM Bapak Drs. Syarifuddin, M.H. menyampaikan bahwa sebagai manusia kita harus bisa menjadi lebih baik dari hari kemarin. Sehingga terus bermuhasabahlah dalam menjalani kehidupan ini. (dmy)