banner ptaa

 

Ditulis oleh Admin Kesekretariatan 1 on . Dilihat: 39473

INSPIRASI DIBALIK PERISTIWA HIJRAH

NABI MUHAMMAD SAW DARI MAKAH KE MADINAH*

(Kholis PTA Samarinda)

Berhijrah yang dilakukan oleh nabi Muhammad saw beserta kaum muslimin kala itu merupakan strategi untuk mendapatkan kemudahan dan keberhasilan dalam berdakwah mengemban risalah Allah swt di muka bumi. Banyak kesulitan dalam berinteraksi dan dalam dakwah di Makkah selama lebih kurang sepuluh tahun. Munculnya penghinaan dan diskriminasi di segala lini merupakan pemandangan sehari-hari. Dan berhijrah merupakan solusi dari penatnya penghinaan, pemboikotan dan diskriminasi di setiap lini. Dengan demikian berhijrah bukanlah berarti lari dari perjuangan, tetapi berhijrah merupakan strategi menuju perubahan. Oleh karena itu banyak inspirasi dapat kita petik dibalik peristiwa hijrah nabi.

Dalam buku yang berjudul Intisari Sirah Nabawiyah (Kisah-Kisah Penting Dalam Kehidupan Nabi Muhammad saw) yang ditulis oleh Ibnu Hazm Al Andulisi tergambar betapa sulitnya di saat menetapkan berhijrah ke Madinah sebagai pilihan. Dua bulan sebelum nabi Muhammad saw berhijrah ke Madinah telah dipersiapkan sedemikian rupa termasuk telah meminta mayoritas umat muslim untuk berangkat terlebih dahulu ke Madinah. Untuk kepentingan keberangkatan nabi tersebut, sahabat Abu Bakar telah menyiapkan dua ekor unta terbaiknya yang akan digunakan oleh nabi menuju Madinah bila saatnya harus berangkat ke Madinah.

Suatu ketika terdengar oleh nabi bahwa ada konspirasi yang terstruktur untuk melakukan pembunuhan terhadap nabi Muhammad saw dan pada saat upaya pembunuhan itu tiba, nabi berangkat terlebih dahulu menuju Madinah ditemani sahabat Abu Bakar dan dipandu oleh seorang kafir bernama Abdullah bin Uraiqith. Rasulullah memilih Abdullah bin Uraiqith meskipun bukan orang muslim namun kata nabi ia seorang terpercaya dan mengetahui jalur perjalanan yang aman, yaitu suatu jalur yang tidak biasa dilalui oleh orang-orang pada umumnya. Di saat nabi Muhammad berangkat menuju Madinah bersama Abu Bakar tersebut, sahabat Ali bin Abi Thalib tetap berbaring di tempat tidur nabi Muhammad saw, selain untuk mengelabuhi musuh juga untuk menyelesaikan titipan kaum Muslimin yang dititipkan kepada nabi Muhammad saw dan setelah semua terselesaikan, sahabat Ali bin Abi Thalib juga berangkat ke Madinah.

Malam pemberangkatan nabi menuju Madinah bukanlah perjalanan yang mudah, aman dan nyaman melainkan merupakan perjalanan yang penuh dengan rintangan. Pada awal perjalanan, nabi harus mengatur siasat dengan terlebih dahulu menginap dalam gua Tsur pada hari Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Gua Tsur terletak di Jabal Tsur yang berjarak lima kilometer sebelah selatan Kota Makkah. Di Gua Tsur nabi bersama Abu Bakar merencanakan keberangkatannya ke Madinah dengan penuh strategi dan sampailah pada hari ketiga di Gua Tsur, Abdullah bin Uraiqith, seorang kafir yang dapat dipercaya dan bekerja sebagai pemandu yang diupah oleh Abu Bakar datang ke Gua Tsur, membawa dua ekor unta.

Ketika diketahui nabi Muhammad menghilang dari kota Makkah, lalu orang Quraisy mengadakan sayembara dengan hadiah seratus ekor unta bagi orang yang dapat menyerahkan Nabi Muhammad saw. Ketika itu Suraqah mengetahui ada tiga orang sedang dalam perjalanan dan Suraqah meyakini bahwa mereka adalah rombongan nabi Muhammad saw. Lalu Suraqah menaiki kudanya dengan kecepatan tinggi dan pada akhirnya dapat mengejar rombongan nabi Muhammad saw.

Setelah jaraknya semakin dekat, tiba-tiba kuda Suraqah terjerembab jatuh, nabi Muhammad saw terus berjalan tanpa memperdulikan Suraqah yang mengejarnya. Setelah berhasil mendekatinya lagi, Suraqah menyiapkan anak panahnya, tetapi lagi-lagi kudanya terjerembab dan Nabi Muhammad saw terus berjalan.

Suraqah masih berambisi untuk mendapatkan hadiah 100 ekor unta jika dapat menangkap nabi Muhammad saw sehingga setelah berhasil membebaskan kudanya, ia mengejar lagi, tetapi untuk ketiga kalinya, kudanya terjerembab dan kali ini diikuti dengan debu yang bertaburan di udara. Setelah berhasil membebaskan kudanya dan tidak ada lagi niat untuk menangkap atau membunuh nabi Muhammad saw, ia berhasil mendekati rombongan nabi Muhammad dan memanggilnya. Setelah berhadapan dengan Nabi SAW, ia meminta maaf dan memohon untuk tidak diapa-apakan. Ia juga menawarkan untuk memberikan perbekalan yang dibawanya namun Nabi SAW menolaknya. Nabi Muhammad saw memaafkan Suraqah dan meminta agar Suraqah merahasiakan pertemuannya dengan nabi Muhammad saw.

Setelah menempuh perjalanan selama tujuh hari, nabi Muhammad saw dan Abu Bakar sampai di Quba dan disitulah nabi Muhammad mendirikan masjid pertama dalam sejarah Islam. Selama empat hari beliau tinggal di Quba lalu pada hari Jum’at pagi beliau berangkat menuju ke Madinah. Dan setelah sampai di Madinah, Nabi Muhammad mendirikan masjid yang sekarang bernama Masjid Nabawi.

Kata hijrah dalam kamus bahasa Indonesia bermakna berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan alasan tertentu seperti untuk keselamatan atau kebaikan. Sedangkan menurut bahasa, hijrah berasal dari bahasa Arab dengan akar kata ha-ja-ra, memiliki makna dasar yang berkisar pada memutus dan mengencangkan / menguatkan. Hijrah dimaknai berpindah dari satu tempat ke tempat lain.

Dalam Al-Qur'an kata hijrah lebih banyak digunakan untuk makna perpindahan dari satu tempat ke tempat lain sebagai upaya menghindari kesesatan dan penyiksaan yang merajalela dengan tidak ada kemampuan untuk melawannya dan mencari tempat yang tenang dan aman.

Dalam al-Qur'an kata hijrah sering disebut berurutan dengan kata iman dan jihad. Misalnya dalam QS. At-Taubah (9): 20

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ

Artinya: Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.

Dengan demikian dapat difahami bahwa berhijrah dan bersikap perlawanan terhadap berbagai bentuk kemungkaran dan kemaksiatan merupakan buah dari keimanan yang kuat. Seorang Muslim yang baik pasti tidak akan pernah tinggal diam menyaksikan berbagai kemungkaran, terutama adanya penindasan kepada kaum lemah. Seorang Muslim yang baik tidak pernah merasa nyaman ketika berada dalam kemaksiatan. Perlawanan terhadap kemungkaran dan penindasan sering diikuti dengan kata jihad menunjukkan bahwa hijrah memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang penuh kesungguhan.

Inspirasi berhijrah jika dikaitkan dengan peran seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja diartikan sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk terus melakukan perubahan mind set dan culture set baik sebagai hamba Allah yang harus terus mengabdi kepada Allah swt sebagai pemberi segalanya maupun sebagai abdi negara yang harus mengabdi kepada kepentingan negara di atas kepentingan diri sendiri dan keluarganya. Sebagai abdi negara, seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus berhijrah dari pola pikir minta dilayani menjadi berpola pikir melayani. Dengan demikian seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) sesungguhnya mengabdi kepada kepentingan rakyat sesuai bidangnya masing-masing.

Terbentuknya pola pikir berhijrah sebagaimana dilakukan oleh nabi Muhammad saw bersama para kaum Muslimin kala itu memberikan inspirasi kepada kita bahwa kegigihan dalam menegakkan integritas mereka tunjukkan meskipun harus mengorbankan harta, jiwa dan raga patut kita tiru. Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di tempat kerjanya harus siap mengikuti kebenaran agamanya yang telah menggariskan bahwa membantu dan melayani masyarakat merupakan bagian kebaikan yang akan mendapat balasan kebaikan dari yang maha kuasa. Berhijrah dalam pola pikir dan pola kerja seperti ini dapat menumpas budaya yang sering timbul dalam masyarakat yakni KKN dan pungli.

Dengan demikian menurut penulis, peristiwa hijrah Nabi SAW bersama kaum Muslimin dari Makah ke Madinah dapat menumbuhkan inspirasi (1) Cara atau model solusi keluar dari kesulitan kepada kemudahan. (2) Adanya kesadaran untuk berupaya mengubah dari yang tidak baik/kurang baik menjadi baik atau lebih baik. (3) Menanamkan rasa / perasaan dari belum sempurna sehingga terus berusaha memperbaiki dan menyempurnakan. (4) Membiasakan prinsip hidup terbuka, dengan karakter yang berbeda seperti nabi Muhammad saw dan Abu Bakar telah mempercayai Abdullah bin Uraiqith sebagai pemandu perjalanan Nabi SAW dari Makah ke Madinah padahal Abdullah bin Uraiqith adalah orang kafir. Juga kebersediaan rombongan Nabi SAW berbaur bersama dengan kaum Anshor di Madinah dan (5) Menanamkan semangat perubahan menuju sukses bersama membangun peradaban baru berdasarkan Islam. Wallohu ’alam

 Artikel dapat diunduh pada tautan di bawah ini:

Inspirasi Dibalik Peristiwa Hijrah Muhammad SAW dari Makah ke Madinah

 

Hubungi Kami

Pengadilan Tinggi Agama Samarinda

Jl. MT. Haryono No. 24 Samarinda

Prov. Kalimantan Timur

Telp: 0541-733337
Fax: 0541-746702

Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

 

 

icons8 facebook old 48icons8 instagram 48icons8 youtube squared 48icons8 address 48icons8 whatsapp 48icons8 twitter 48